Minggu, 13 September 2009

TUGAS 12 September 2009
Materi : Pergeseran Kesetimbangan
Pendekatan : Student Centered Learning
Model : Cooperative Learning
Metode : Praktikum dan diskusi kelompok
Tujuan : Siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
kesetimbangan kimia, khususnya konsentrasi.
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x pertemuan)

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pada pertemuan sebelumnya guru telah menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia secara umum. Diharapkan pada pertemuan kali ini siswa dapat mengidentifikasi konsentrasi yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia.

Langkah Pembelajaran
a. Begin of Learning (Pendahulan )
Sebelumnya guru membagi siswanya, untuk setiap kelompok 4 orang.
Menyiapkan alat dan bahan tiap kelompok
Membagi lembar observasi dan pertanyaan untuk dibahas setiap kelompok setelah praktikum
Guru meminta siswa praktikum ” mengidentifikasi faktor konsentrasi yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia”
b. Main of Learning (Isi)
Siswa melakukan praktikum
a. mengambil 10 ml akuades, memasuknya dalam tabung reaksi 1
b. meneteskan FeCl3 dan KSCN dalam tabung reaksi 1, dan mengaduknya, mengamati apa yang terjadi
c. membagi larutan dari tabung reaksi 1 ke dalam 4 tabung reaksi yang lain
d. tabung 2 ditambah 3 tetes FeCl3 pekat
e. tabung 3 ditambah 3 tetes KSCN pekat
f. tabung 4 ditetesi akuades 5 ml
g. tabung 5 ditambah Na2HPO4 spatula
h. mengamati perubahan warna seluruh tabung dan membandingkan warna tiap tabung dengan tabung reaksi 1
setiap kelompok membahas pengaruh konsentrasi terhadap pergesean kesetimbangan dengan membandingkan perubahan warna setiap tabung
Salah satu kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya dan meminta kelompok lain bertanya atau menanggapi
Guru meluruskan jawaban siswa yang kurang benar
c. End of Learning (Penutup)
Guru memberikan pertanyaan kepada kelompok yang tidak presentasi untuk mengungkapkan kembali hasil dari diskusi kelas.
Meminta siswa membuat laporan praktikum dan dikumpulkan minggu depan.

lanjut portofolio sbm

12 September 2009
Pertemuan ke-3 SBM...

Pada pertemuan ini,,yang dapat saya tangkap adalah adanya perbedaan antara pendekatan, model, metode dan stategi belajar mengajar...

Penggolongan SBM sebagai berikut:
a. berdasar pendekatan pembelajaran
pendekatan proses dan konsep
pendekatan induktif dan deduktif
pendekatan ekspositori dan heuristik
b. berdasar keterlibatan antar siswa dan guru
presentasi
metode kasus, pembuatan laporan praktikum
diskusi
c. berdasar perbedaan kecepatan belajar siswa
proses belajar kelompok
persamaan minat
persamaan kecepatan belajar

Apa perbedaan metode dan pendekatan???
Metode adalah suatu rencana pembelajaran yang lebih menekankan ke teknik pelaksanaan. Misalnya metode ceramah, diskusi, praktikum, demonstrasi dll.
Pendekatan adalah suatu rencana pembelajaran yang lebih menekankan pada strategi perencanaan. Dalam satu pendekatan kita dapat menggunakan lebih dari satu metode.

portofolio sbm

My Report
(Strategy of Learning)


4 September 2009

Preface…
Bagaimana kita bias kuliah tanpa ngantuk??pengen tahu caranya??
Prof. Ashadi, my favourite lecturer said ”Semangat adalah kunci keberhasilan di setiap langkah kita” percaya atau gak percaya yang jelas teman-teman harus coba...:)
Dari kuliah minggu lalu,,saya mendapatkan materi yang sebenarnya sudah pernah saya dapatkan,,tapi jujur belum bisa memaknai mata kuliah ini dengan baik,,insyaAlloh dengan ikut kuliah bu Nurma,, materi ini dapat saya serap dengan baik,,amin..
Strategi belajar mengajar atau yang sering disingkat SBM merupakan komponen dalam pembelajaran. SBM adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran untuk memberikan kemudahan bagi siswa untuk menangkap materi dari guru agar tujuan pembelajaran tercapai. Komponen pembelajaran adalah tujuan, materi, srategi dan evaluasi.
Faktor penentu SBM dalam pembelajaran adalah:
1. tujuan pembelajaran
2. materi pembelajaran
3. siswa
4. guru
5. fasilitas

disini akan kita bahas satu per satu,,
Tujuan Pembelajaran
tujuan pembelajaran adalah salah satu komponen pembelajaran yang utama, karena setiap proses pembelajaran yang akan dilakukan harus sesuai dengan tujuan, target pembelajaran. Tujuan pembelajaran disusun sebelum proses pembelajaran dimulai. Seorang guru dapat mengetahui bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum dengan cara membuat suatu alat evaluasi untuk siswa. Misalnya : ujian semester, atau ujian setiap kompetensi dasar, ujian semester, tugas dsb. Alat untuk mengukur tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum yang akan digunakan harus valid dan reliable.
Tujuan pengajaran ditinjau dari 3 aspek:
a. kognitif, meliputi:
C1 : Pengenalan
C2 : Pemahaman
C3 : Aplikasi
C4 : Analisis
C5 : Sintesis
C6 : Evaluasi
b. afektif : sikap siswa dalam menginternalisasi ilmu/ sesuatu yang diberiakn guru
c. psicomotor : lebih pada keaktifan secara fisik siswa di dalam KBM , misal saat praktikum.

Materi Pembelajaran
Komponen ini jelas harus ada, materi pembelajaran yang akan diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Materi yang akan dipelajari harus sesuai dengan Standar Kompetensi. Siswa yang memiliki daya tangkap tinggi yang telah diberikan materi sesuai SK dan KD, dapat diberikan pula materi yang lebih tinggi atau yang sering disebut pengayaan. Guru dituntut dapat mengetahui karakteristik siswanya.

Guru
Guru bukan lagi sebagai center pembelajaran, tapi guru adalah fasilitator, motivator bagi siswa. Guru dan siswa tidak dapat dipisahkan dari komponen pembelajaran, guru sebagai seseorang yang bertugas merencanakan proses pembelajaran dan bertanggungjawab terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran. Guru yang merancang metode pembelajaran apa yang akan digunakan, yang sesuai karakter dan sesuai kebutuhan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendekatan yang sekarang dihusung adalah pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme bukan lagi behavioristik. Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran dengan menitikberatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran, menemukan konsep sendiri dengan dibimbing guru. Siswa dituntut mengemukakan pendapatanya, hasil pikirnya dalam KBM. Pendekatan yang dulu adalah behavioristik, sehingga siswa hanya menerima ilmu dari guru saja, tanpa pengembangan dari pola pikirnya. Sehingga cenderung siswa pasif.

Siswa
Siswa adalah salah satu komponen pembelajaran, siswa disini sebagai pebelajar, yang dibimbing, diarahkan, dituntut aktif dalam KBM. Siswa diharapkan telah mencapai tujuan pembelajaran setelah proses pembelajaran usai.

Fasilitas
Fasilitas disini adalah alat atau sarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran untuk mempermudah jalannya proses pembelajaran.

Semua komponen pembelajran ini saling berkesinambungan, komponen satu akan menentukan bagi komponen yang lain.

sbm


TUGAS 12 September 2009
Materi          : Pergeseran Kesetimbangan
Pendekatan  : Student Centered Learning
Model          : Cooperative Learning
Metode        : Praktikum dan diskusi kelompok
Tujuan         : Siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
  kesetimbangan kimia, khususnya konsentrasi.
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x pertemuan)
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pada pertemuan sebelumnya guru telah menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia secara umum. Diharapkan pada pertemuan kali ini siswa dapat mengidentifikasi konsentrasi yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia.
Langkah Pembelajaran
Alokasi waktu
a. Begin of Learning (Pendahulan )
*      Sebelumnya guru membagi siswanya, untuk setiap kelompok 4 orang. 
*      Menyiapkan alat dan bahan tiap kelompok
*      Membagi lembar observasi dan pertanyaan untuk dibahas setiap kelompok setelah praktikum
*      Guru meminta siswa praktikum ” mengidentifikasi faktor konsentrasi yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia”
b. Main of Learning (Isi)
*      Siswa melakukan praktikum
a.       mengambil 10 ml akuades, memasuknya dalam tabung reaksi 1
b.      meneteskan FeCl3 dan KSCN dalam tabung reaksi 1, dan mengaduknya, mengamati apa yang terjadi
c.       membagi larutan dari tabung reaksi 1 ke dalam 4 tabung reaksi yang lain
d.      tabung 2 ditambah 3 tetes FeCl3 pekat
e.       tabung 3 ditambah 3 tetes KSCN pekat
f.        tabung 4 ditetesi akuades 5 ml
g.       tabung 5 ditambah Na2HPO4 spatula
h.       mengamati perubahan warna seluruh tabung dan membandingkan warna tiap tabung dengan tabung reaksi 1
*      setiap kelompok membahas pengaruh konsentrasi terhadap pergesean kesetimbangan dengan membandingkan perubahan warna setiap tabung
*      Salah satu kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya dan meminta kelompok lain bertanya atau menanggapi
*      Guru meluruskan jawaban siswa yang kurang benar
c. End of Learning (Penutup)
Guru memberikan pertanyaan kepada kelompok yang tidak presentasi untuk mengungkapkan kembali hasil dari diskusi kelas.
Meminta siswa membuat laporan praktikum dan dikumpulkan minggu depan.
5’
20’
20’
30’
15’

Senin, 13 April 2009

CHITOSAN DARI LIMBAH UDANG

A. JUDUL

PELATIHAN PEMBUATAN CHITOSAN DARI LIMBAH UDANG SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI UNTUK MEMPERLAMA DAYA SIMPAN PADA MAKANAN DI KELURAHAN PUCANGSAWIT

B. LATAR BELAKANG

Bahan pengawet merupakan bahan tambahan makanan yang dibutuhkan untuk mencegah aktivitas mikroorganisme ataupun mencegah proses peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu, agar kualitas makanan senantiasa terjaga sesuai dengan harapan konsumen. Dengan demikian pengawet diperlukan dalam pengolahan makanan, namun kita harus tetap mempertimbangkan keamanannya. Hingga kini, penggunaan pengawet yang tidak sesuai masih sering terjadi dan sudah semakin luas, tanpa mengindahkan dampaknya terhadap kesehatan konsumen.

Sesuai SK Menkes RI No. 722 th 1988 tentang bahan tambahan makanan, yang dimaksud bahan pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Menurut Food and Drugs Administration (FDA), keamanan suatu pengawet makanan harus mempertimbangkan jumlah yang mungkin dikonsumsi dalam produk makanan atau jumlah zat yang akan terbentuk dalam makanan dari penggunaan pengawet, efek akumulasi dari pengawet dalam makanan dan potensi toksisitas yang dapat terjadi dari pengawet jika dikonsumsi dapat berpotensi menyebabkan kanker.

Pengawet tidak boleh digunakan untuk mengelabui konsumen dengan merubah tampilan makanan dari seharusnya, contohnya pengawet yang mengandung sulfit dilarang digunakan pada daging karena zat tersebut dapat menyebabkan warna merah pada daging sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti apakah daging tersebut merupakan daging segar atau sudah tidak segar lagi.

Akhir-akhir ini, hampir semua masyarakat di Indonesia mengalami rasa was-was untuk mengonsumsi makanan, khususnya makanan basah seperti mie, bakso, dan kemudian bertambah luas kekhawatiran itu, yakni takut mengonsumsi ikan segar dan ikan yang diasinkan. Padahal, ikan segar maupun yang diasinkan selama ini merupakan sumber protein yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin menguat maka ketakutan pun menebar di seantero nusantara. Penyebab dari semua kekhawatiran tersebut tidak lain karena jumlah makanan tersebut terdapat kandungan berbahaya (racun) yang berupa formalin.

Para ahli menegaskan bahwa formalin adalah sama sekali bukan bahan pengawet pada makanan dan justru racun yang berbahaya bagi yang mengonsumsinya, baik dalam jumlah sedikit apalagi banyak. Kasus ditemukannya formalin dalam beberapa produk makanan, tidak hanya menyadarkan masyarakat untuk lebih selektif dan mengonsumsi makanan. Namun, di sisi lain juga membuat kita meninjau kembali bagaimana seharusnya penggunaan pengawet dalam makanan dan produk olahan lainnya. Hal ini menimbulkan wacana terhadap alternatif bahan pengawet yang lebih aman bagi kesehatan tubuh manusia.

Saat ini budidaya udang telah berkembang dengan pesat sehingga udang dijadikan komoditas ekspor non migas yang dapat dihandalkan dan merupakan biota laut yang bernilai ekonomis tinggi. Udang pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi. Udang di Indonesia pada umumnya diekspor ke luar negeri setelah dibuang kepala, ekor, dan kulitnya.

Di pasar Gede Surakarta, setiap harinya dapat menghasilkan satu ton limbah udang. Limbah ini biasanya di jual Rp 5.000 tiap 50 kg yang nantinya akan dimanfaatkan untuk pakan bebek. Sebenarnya limbah ini dapat bernilai ekonomis tinggi jika dimanfaatkan menjadi senyawa chitosan. Chitosan dari limbah udang ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet alami. Chitosan adalah produk turunan dari polimer khitin, yakni produk samping (limbah) dari pengolahan industri perikanan, khususnya udang dan rajungan. Limbah kepala udang mencapai 35%-50% dari total berat udang. Kadar khitin dalam berat udang berkisar antara 60%-70% dan bila diproses menjadi chitosan menghasilkan 15%-20%. Kulit udang mengandung protein (25%-40%), khitin (15%-20%) dan kalsium karbonat (45%-50%) (Marganof, 2003). Kadar khitin dalam berat udang bekisar 60%-70%. Chitosan, mempunyai bentuk mirip dengan selulosa dan bedanya terletak pada gugus rantai C-2. Kemampuan dalam menekan pertumbuhan bakteri disebabkan chitosan memiliki poli kation bermuatan positif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang (Widodo, A and Muslihatin. 2005).

Chitosan yang ada di Indonesia adalah hasil ekspor dari India, Korea dan Jepang. Indonesia sebagai negara penyedia udang seharusnya mampu mengolah limbah udang yang dihasilkan menjadi chitosan karena murah dan pembuatannya relatif mudah. Oleh karena itu, hati kami tergerak untuk mengadakan pelatihan pembuatan chitosan di Kelurahan Pucangsawit, Surakarta. Masyarakat Pucangsawit mendukung sepenuhnya rencana ini karena selain memberi ilmu pengetahuan bagi masyarakat tetapi juga membantu mengatasi problem dampak pencemaran limbah udang khususnya bau dan estetika lingkungan karena selama ini sisa limbah udang banyak yang dibiarkan membusuk begitu saja. Limbah tersebut, jika tidak ditangani secara tepat akan meningkatkan biological oxygen demand dan chemical oxygen demand yang akan merugikan kesehatan manusia.

C. PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah masyarakat Kelurahan Pucangsawit telah mengetahui jenis-jenis pengawet makanan yang tidak aman untuk kesehatan?

2. Apakah masyarakat Kelurahan Pucangsawit telah mengetahui tentang bahaya penggunaan pengawet yang tidak aman bagi kesehatan?

3. Apakah masyarakat Kelurahan Pucangsawit telah mengetahui bahwa chitosan merupakan salah satu jenis pengawet makanan alami yang aman dikonsumsi?

4. Apakah masyarakat Kelurahan Pucangsawit telah mengetahui bahwa limbah udang dapat dimanfaatkan sebagai chitosan?

5. Apakah masyarakat Kelurahan Pucangsawit telah mengetahui cara mengolah limbah udang untuk dimanfaatkan menjadi chitosan?

D. TUJUAN KEGIATAN

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Kelurahan Pucangsawit tentang jenis-jenis pengawet makanan yang tidak aman untuk kesehatan.

2. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Kelurahan Pucangsawit tentang bahaya yang ditimbulkan oleh bahan pengawet tersebut bila dikonsumsi manusia.

3. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Kelurahan Pucangsawit bahwa chitosan merupakan salah satu jenis pengawet makanan alami yang aman dikonsumsi.

4. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Pucangsawit bahwa limbah udang dapat dimanfaatkan sebagai chitosan.

5. Memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada masyarakat Pucangsawit tentang cara mengolah limbah udang untuk dimanfaatkan sebagai chitosan.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat Kelurahan Pucangsawit tentang jenis-jenis pengawet makanan yang tidak aman bagi kesehatan serta bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan pengawet tersebut.

2. Adanya peningkatan pengetahuan masyarakat Kelurahan Pucangsawit tentang chitosan sebagai pengawet makanan alami yang aman bagi kesehatan.

3. Adanya pengetahuan masyarakat Kelurahan Pucangsawit bahwa limbah udang dapat digunakan sebagai alternatif pembuatan chitosan.

4. Chitosan yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi.

F. KEGUNAAN PROGRAM

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Kelurahan Pucangsawit tentang jenis-jenis pengawet makanan yang tidak aman bagi kesehatan serta bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan pengawet tersebut.

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Kelurahan Pucangsawit tentang chitosan sebagai pengawet makanan alami yang aman bagi kesehatan.

3. Memotivasi masyarakat Kelurahan Pucangsawit agar senantiasa memilih pengawet alami yang aman untuk kesehatan dalam memperlama daya simpan makanan.

4. Memotivasi masyarakat Kelurahan Pucangsawit agar dapat memproduksi chitosan sendiri yang dapat dijadikan wirausaha baru.

G. GAMBARAN MASYARAKAT SASARAN

Daerah Pucangsawit terletak di pinggiran kota Surakarta. Kelurahan Pucangsawit ini memiliki 15 RW dan 56 RT. Ada 13.677 jiwa yang tinggal disini. Setengah dari penduduknya masuk dalam usia produktif. Namun, masih banyak usia produktif yang tidak produktif. Ada 650 jiwa usia 20 tahun sampai 30 tahun yang masih berstatus pengangguran. Pendidikan di masyarakat ini masih tergolong rendah. Mayoritas masyarakatnya hanya lulus SD dan tidak tamat SD. Ironisnya masih ada 450 jiwa yang tidak sekolah. Hal ini berdampak pada pola hidup mereka. Secara ekonomi kehidupan mereka menengah ke bawah. Mata pencaharian mereka beragam. Mayoritas adalah buruh baik buruh dan pedagang, sebagian kecil yang lain sebagai pegusaha, pensiunan dan pegawai negeri sipil. Walaupun tingkat pendidikan mereka rendah namun antusias mereka untuk maju dan berkembang cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan keaktifan mereka mengikuti penyuluhan-penyuluhan, kegiatan PKK dan karang taruna yang di programkan oleh kelurahan. Namun, penyuluhan yang bertujuan menciptakan masyarakat produktif belum sepenuhnya tercapai di kelurahan ini, karena sampai saat ini masih banyak masyarakat yang menganggur. Diharapkan dengan adanya pelatihan pembuatan chitosan sebagai bahan pengawet alami ini dapat menggugah kreativitas masyarakat, terutama bagi mereka yang menganggur. Bahan baku chitosan relatif mudah didapatkan, di Pasar Gede Surakarta yang letaknya hanya 5 km dari Pucangsawit setiap harinya dapat menghasilkan satu ton limbah udang. Limbah ini tidak mendapat penanganan dengan baik, sebaliknya hanya memberikan dampak pencemaran bagi lingkungan khususnya bau dan estetika lingkungan karena dibiarkan membusuk.

Bahan pengawet saat ini sudah menjadi konsumsi sehari-hari. Kita tahu bahwa makanan yang diperjualbelikan saat ini jarang sekali yang tanpa bahan pengawet. Padahal banyak diantara masyarakat yang sudah sering menggunakan dan mengonsumsi bahan pengawet tanpa mengetahui bahan pengawet itu aman atau tidak. Masih banyak masyarakat yang acuh terhadap masalah ini, di Pasar Gede Surakarta misalnya, masih banyak ditemukan makanan yang seharusnya tidak layak jual. Daging ayam yang tidak terjual habis dalam satu hari kemudian disuntik dengan pengawet sehingga tampilan daging masih tetap segar, padahal masyarakat belum mengetahui dengan pasti apakah bahan pengawet yang digunakan aman dikonsumsi.

Oleh karena itu kami tergerak untuk mengadakan pelatihan pembuatan chitosan dari limbah udang sebagai bahan pengawet alami di Kelurahan Pucangsawit. Pelatihan ini dilaksanakan dengan mengumpulkan ibu-ibu PKK, remaja karang taruna dan pedagang makanan (tahu, tempe, mie, daging, dan ikan segar). Dengan adanya pelatihan ini diharapkan seluruh elemen masyarakat Pucangsawit menjadi lebih selektif memilih bahan pengawet dan menanamkan sifat produktif khususnya untuk mereka yang masih menganggur dengan berwirausaha membuat chitosan. Pemanfaatan chitosan dari limbah udang ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk hidup lebih sehat, sekaligus membantu mengatasi problem dampak pencemaran limbah udang, khususnya bau dan estetika lingkungan.

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM

1. Ceramah dan Penyuluhan

Metode ceramah digunakan untuk memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis pengawet makanan yang tidak aman untuk dikonsumsi dan bahaya yang ditimbulkan.

2. Tanya jawab

Selain ceramah dan penyuluhan juga diadakan sesi tanya jawab berkaitan dengan materi yang disampaikan.

3. Observasi langsung

Observasi langsung dilakukan dengan mendatangi langsung daerah tempat pengabdian untuk memperoleh data.

4. Work Shop

Work shop dilakukan dengan cara praktik langsung pembuatan chitosan dari limbah udang.

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama enam bulan terhitung sejak proposal ini disetujui adapaun rencana kegiatan adalah sebagai berikut:

No

KEGIATAN

B

U

L

A

N

I

II

III

IV

V

VI

1.

Tahap Persiapan

a. survei lapangan

b. pembuatan proposal

c. pengiriman proposal

2.

Sosialisasi program

3.

Tahap pelaksanaan

a. ceramah dan penyuluhan

b. work shop

4.

Pengiriman laporan

a. pembuatan laporan

b. pengiriman laporan

J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

Nama

:

ROSA DEWI PRATIWI

NIM

:

K 3306027

Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

Waktu Untuk Kegiatan PKMM

:

24 minggu

2. Anggota Pelaksana I

Nama

:

ARI EKA SURYANINGSIH

NIM

:

K 3306001

Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

Waktu Untuk Kegiatan PKMM

:

24 minggu

3. Anggota Pelaksana II

Nama

:

SISKA ELA KARTIKA

NIM

:

K 3306030

Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

Waktu Untuk Kegiatan PKMM

:

24 minggu

4. Anggota Pelaksana III

Nama

:

FAUZI ALHIDAYAT

NIM

:

K 3306006

Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

5.

Anggota Pelaksana IV

Nama

:

HERI WIDODO

NIM

:

X 3307022

Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

Waktu Untuk Kegiatan PKMM

:

24 minggu

K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING

1. Nama Lengkap dan Gelar

:

Budi Hastuti, S.Pd, M.Si.

2. Golongan Pangkat dan NIP

:

III/ b NIP. 132 317 801

3. Jabatan Fungsional

:

Asisten Ahli

4. Jabatan Struktural

:

5. Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

6. Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

7. Bidang Keahlian

:

Kimia Analitik

8. Waktu untuk kegiatan PKMM

:

24 minggu

L. BIAYA

Rencana Biaya Pelatihan Pembuatan Chitosan dari Limbah Udang

  1. Bahan Habis Pakai

No

Jenis Biaya

Kuantitas

Harga Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

1

Udang

50 kg

5000/ 50 kg

5.000

2

NaOH teknis

1 kg

350.000

350.000

3

HCl

250 ml

785.000/liter

196.000

4

Asam cuka perdagangan

1 botol

10.000

10.000

5

Aquades

20 liter

2.000/liter

40.000

6

Kertas Saring

1 rol

90.000

90.000

7

Lakmus merah

1 paket

23.000

23.000

8

Lakmus biru

1 paket

23.000

23.000

9

Tahu

1 plastik

3.000

3.000

10

Mie basah

1 plastik

3.000

3.000

11

Bakso

1 plastik

7.000

7.000

12

Tissue

1 pak

3.000

3.000

13

Sabun

1 bungkus

2.000

2.000

TOTAL

755.000

2. Peralatan Penunjang

No

URAIAN

Kuantitas

Harga Satuan (Rp)

Jumlah

(Rp)

1

Kompor listrik

1 Unit

600.000

600.000

2

Gelas beker 1000 ml

2 Buah

100.000/unit

200.000

3

Gelas beker 500 ml

2 Buah

75.000/unit

150.000

4

Gelas ukur 100 ml

1 Buah

50.000

50.000

5

Labu ukur 500 ml

1 Unit

200.000

200.000

6

Labu ukur 250 ml

1 Buah

150.000

150.000

7

Pengaduk

1 Buah

20.000

20.000

9

Termometer

1 Buah

40.000

40.000

10

Corong

2 Buah

3.000

6.000

11

Blender

1 Unit

250.000

250.000

12

Drop plate

1 Buah

25.000

25.000

13

Pipet

5 Buah

5.000/buah

25.000

14

Alat peniris

3 Buah

5.000/buah

15.000

15

Timbangan

1 Buah

200.000

200.000

16

Alat pengayak

3 buah

15.000/buah

45.000

17

Serbet

3 buah

3.000

9.000

18

Sarung tangan

5 pasang

10.000

50.000

19

Masker

5 buah

10.000

50.000

TOTAL

2.085.000

3. Transportasi

No

URAIAN

Kuantitas

Harga Satuan (Rp)

Jumlah

(Rp)

1

Survei Tempat Sasaran

5 orang/ 2 kali

10.000

100.000

2

Pelaksanaan

5 orang/3 kali

10.000

150.000

3

Biaya Sewa Angkot

1 angkot/2 kali

100.000

200.000

TOTAL

450.000

4. Lain-lain

No

Uraian

Kuantitas

Harga satuan

Jumlah

1

Pembuatan proposal

7 eksemplar

30.000

210.000

2

Pengadaan makalah

50 orang

2.000

100.000

3.

Snack peserta dan panitia saat penyuluhan

55 orang

3.000

165.000

4

Konsumsi peserta dan panitia saat pelaksanaan

55 orang/3 hari

5.000

825.000

4.

Sewa tempat

3 hari

100.000

300.000

5.

Dokumentasi

----------

165.000

165.000

6.

Penyusunan dan penggandaan laporan

7 eksemplar

30.000

210.000

7.

Sewa sound sistem

----------

---------

200.000

8.

Sewa komputer

2 bulan

150.000

300.000

9.

Sewa LCD + laptop

1 unit

125.000

125.000

10.

CD

2 keping

5.000

10.000

11.

Internet

20 jam

5.000/jam

100.000

TOTAL

2.710.000

TOTAL BIAYA

NO

URAIAN PENGELUARAN

JUMLAH

1.

BAHAN HABIS PAKAI

755.000

2.

PERALATAN PENUNJANG

2.085.000

3.

TRANSPORTASI

450.000

4.

LAIN-LAIN

2.710.000

TOTAL

6.000.000

M. LAMPIRAN

1. Daftar riwayat hidup dosen pendamping

2. Daftar riwayat hidup ketua dan anggota pelaksana

3. Gambaran teknologi yang akan digunakan

4. Surat pernyataan kesediaan bekerjasama dari Kelurahan

5. Denah lokasi mitra kerja

6. Daftar pustaka

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PENDAMPING

1. Nama Lengkap dan Gelar

:

Budi Hastuti, S.Pd, M.Si.

2. Tempat dan tanggal lahir

:

3. Golongan Pangkat dan NIP

:

III/ a NIP. 132 317 801

4. Jabatan Fungsional

:

Asisten Ahli

5. Jabatan Struktural

:

6. Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

7. Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

8. Bidang Keahlian

:

Kimia Analitik

9. Gelar akademik terakhir

:

1999

10. Alamat kantor

:

Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57162

:

Telp. 0271 646994 Psw 367/0271 648939

11. Email

:

12. Alamat rumah

:

Singopuran, RT 04/ RW 1, Kartosuro 57164

Telp. 08121504044

13. Riwayat Pendidikan

:

Jenjang

Asal Sekolah/Universitas

dan Kota

Prog/Jur/Fak

Bidang Khusus

Tahun Lulus

S-1

UNS (Universitas Sebelas Maret) Surakarta

P.MIPA FKIP

Pendidikan Kimia

2002

S-2

UGM (Universitas Gadjah Mada ) Yogyakarta

FMIPA

Kimia Analitik

2004













10. Kegiatan Penelitian :

No.

Judul

Tahun

1.

Studi Perbandingan Penggunaan Tes Obyektif beralasan dan Tes Maia untuk Mengungkap Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Kesetimbangan dalam Larutan dan Hubungannya dengan Intelegensi Siswa Kelas III IPA SMUN 4 Surakarta,

2002

2.

Studi Analisis Besi Berkonsentrasi Rendah sebagai Kompleks Tris(3,4,7,8-Tetrametil-1,10-Fenantrolin) Besi(II)Pikrat dengan Metode Ekstraksi Spektrofotometri

2004

11. Kegiatan dalam Seminar Ilmiah :

No.

Nama/Judul Seminar

Tahun

Kedudukan

1.

Seminar Nasional Kimia dan Industri dengan Tema “Rekayasa Kimia sebagai Pendukung Kemandirian Industri” di FMIPA UNS

2006

Pemakalah

2.

Seminar dan Lokakarya Penelitian Dosen Muda dan Studi Kajian Wanita UNS Surakarta

2006

Pemakalah

3.

Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian Dosen Muda, Studi Kajian Wanita, Hibah Bersaing, IPTEK dan VUCER UNS Surakarta

2007

Peserta

4.

Seminar Pendidikan Berperspektif Gender oleh P3G LPPM UNS

2007

Peserta

5.

Lokakarya Nasional Peningkatan Motivasi Penulisan Buku Teks dan Peluncuran Program Buku Teks 2007

2007

Peserta

6.

Semiloka Penelitian Pendidikan dan Peluang Kerjasama P.MIPA UNS

2007

Peserta

7.

Seminar Nasional Hasil Hibah Kemitraan LPTK dan Riset Unggulan FKIP UNS

2007

Peserta

Surakarta, 22 September 2008

Budi Hastuti, S.Pd., M.Si.

NIP 132 317 801

DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA PELAKSANA

a. KETUA PELAKSANA

Nama Lengkap : Rosa Dewi Pratiwi

Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 11 Juni 1988

Alamat rumah : Jl. K.H Maskur 2 No. 14 RT 01 RW XVI Gendingan, Jebres Surakarta

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

Pendidikan :

SD N 2 Karanganyar- Kebumen : lulus tahun 2000

SLTP N 1 Karanganyar-Kebumen : lulus tahun 2003

SMA N 1 Kebumen : lulus tahun 2006

Riwayat Organisasi

HMP KIMIA KOVALEN (Staff. PPA) 2007

HMP KIMIA KOVALEN (Kadept. Kreativitas) 2008

JN UKMI UNS ( Korwat. Humas ) 2008

b. ANGGOTA PELAKSANA I

Nama Lengkap : Ari Eka Suryaningsih

Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 1 Januari 1989

Alamat rumah : Jl. K.H Dewantara 57 Surakarta

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

Pendidikan :

SD N 01 Salamkanci : lulus tahun 2000

SMP N 1 Bandongan : lulus tahun 2003

SMA N 1Magelang : lulus tahun 2006

Riwayat Organisasi

Dewan Penggalang SMP 2005

HMP KIMIA KOVALEN (Staff. Kaderisasi) 2007

HMP KIMIA KOVALEN (Kadept. Akademik) 2008

c. ANGGOTA PELAKSANA II

Nama Lengkap : Siska Ela Kartika

Tempat, Tanggal Lahir : Ngawi, 14 Oktober 1987

Alamat rumah : Jl. Surya 3, Panggungrejo Jebres Surakarta

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

Pendidikan

SD N Ngawi Purba 1 : lulus tahun 2000

SMP N 2 Ngawi : lulus tahun 2003

SMA N 1 Ngawi : lulus tahun 2006

Riwayat Organisasi

BEM FKIP UNS (Staf . Dep. Dagri) 2007

HMP KIMIA KOVALEN( Staf.Pengmas) 2007

HMP KIMIA KOVALEN( Kadept. Pembinaan) 2008

JN UKMI UNS ( Staf. Media ) 2008

d. ANGGOTA PELAKSANA III

Nama Lengkap : Fauzi Alhidayat

Tempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 9 Desember 1987

Alamat rumah : Jl. Kartini No1 Ngoresan Surakarta

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

Pendidikan :

SD N Kutowinangun 02 : lulus tahun 2000

SMP N 1 Salatiga : lulus tahun 2003

SMA N 1 Salatiga : lulus tahun 2006

Riwayat Organisasi :

SKI FKIP UNS ( Staff. Dept Kaderisasi ) 2007

HMP KIMIA KOVALEN (Staff. PPA) 2007

HMP KIMIA KOVALEN (Kabid. Keilmiahan) 2008

e. ANGGOTA PELAKSANA IV

Nama Lengkap : Heri Widodo

Tempat, Tanggal Lahir : Ngawi, 11 April 1989

Alamat rumah : Jl. Surya No. 02 RT 02 RW 24 Panggungrejo, Jebres Surakarta

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

Pendidikan :

SD N Macanan 2 : lulus tahun 2001

SMP N 1 Jogorogo : lulus tahun 2004

SMA N 1 Jogorogo : lulus tahun 2007

Riwayat Organisasi :

HMP KIMIA ( Staff Pengabdian Masyarakat) 2008


PEMBUATAN CHITOSAN DARI LIMBAH UDANG SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI UNTUK MEMPERLAMA DAYA SIMPAN

PADA MAKANAN

Cara Kerja

a. Deproteinasi



Text Box: Limbah udang basah dikeringkan





b. Demineralisasi



Text Box: Hasil deproteinasi


Text Box: Didinginkan dan disaringText Box: Direndam dalam larutan HCl 1M perb 10: 1 untuk pelarut: hasil deproteinasi










c. Deasetilasi (Kitin menjadi Chitosan)



Text Box: kitin


Text Box: Didinginkan dan disaringText Box: Direndam dalam larutan NaOH 1M perb 20: 1 untuk pelarut: kitin (hasil tahap demineralisasi)


  1. Pengawetan makanan

Chitosan yang sudah jadi dilarutkan dalam asam cuka perdagangan 15%, diaduk selama 5 menit setelah itu makanan yang akan diawetkan dicelupkan ke dalam larutan selama 1 menit kemudian diangkat dan ditiriskan..

GAMBARAN TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN

limbah udang ditambahkan pelarut pengadukan pemanasan




CHITOSAN dikeringkan residu penyaringan


Pelarutan chitosan pengawetan tahu

Dalam asam cuka perdagangan

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2004. Tekonologi Proses Kitin Kitosan. (http://www.bppt.go.id). Dikunjungi 9 April 2008.

Hartati, dkk. 2002. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Deproteinasi dalam Pembuatan Kitin dari Cangkang rajungan (Portunus pelagicus). Biosan. Vol 2 (1).

Marganof. 2003. Potensi Limbah Udang Sebagai Penyerap Logam Berat

( Timbal, Kadmium dan Tembaga) di perairan. (http://rudyct.topcities.com/pps702_71034/marganof.htm).

Dikunjungi 10 Agustus 2008.

Marianna Laka. 2005. Preparation of Chitosan Power and Investigation of Its Properties.

Prasetyo, Kurnia. 2005. Pengolahan Limbah Cangkang Udang. Peneliti Balai Litbang Biomaterial- LIPI.

Rogis Alfin, dkk. 2005. Karakteristik dan uji Efikasi Bahan Senyawa Alami Chitosan terhadap Patogen Pasca Panen Antraknosa Colletotrichum musae. (http://www. Tunjung_pamekas.com). Dikunjungi 12 Agustus 2008

Widodo, A and Muslihatin. 2005. Chitosan dari Sisa Udang sebagai Koagulan Limbah Cair Industri Tekstil. Karya Tulis Ilmiah Institut Tekonologi Sepuluh November Surabaya.

A. JUDUL

PELATIHAN PEMBUATAN CHITOSAN DARI LIMBAH UDANG SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI UNTUK MEMPERLAMA DAYA SIMPAN PADA MAKANAN DI KELURAHAN PUCANGSAWIT

B. LATAR BELAKANG

Bahan pengawet merupakan bahan tambahan makanan yang dibutuhkan untuk mencegah aktivitas mikroorganisme ataupun mencegah proses peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu, agar kualitas makanan senantiasa terjaga sesuai dengan harapan konsumen. Dengan demikian pengawet diperlukan dalam pengolahan makanan, namun kita harus tetap mempertimbangkan keamanannya. Hingga kini, penggunaan pengawet yang tidak sesuai masih sering terjadi dan sudah semakin luas, tanpa mengindahkan dampaknya terhadap kesehatan konsumen.

Sesuai SK Menkes RI No. 722 th 1988 tentang bahan tambahan makanan, yang dimaksud bahan pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Menurut Food and Drugs Administration (FDA), keamanan suatu pengawet makanan harus mempertimbangkan jumlah yang mungkin dikonsumsi dalam produk makanan atau jumlah zat yang akan terbentuk dalam makanan dari penggunaan pengawet, efek akumulasi dari pengawet dalam makanan dan potensi toksisitas yang dapat terjadi dari pengawet jika dikonsumsi dapat berpotensi menyebabkan kanker.

Pengawet tidak boleh digunakan untuk mengelabui konsumen dengan merubah tampilan makanan dari seharusnya, contohnya pengawet yang mengandung sulfit dilarang digunakan pada daging karena zat tersebut dapat menyebabkan warna merah pada daging sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti apakah daging tersebut merupakan daging segar atau sudah tidak segar lagi.

Akhir-akhir ini, hampir semua masyarakat di Indonesia mengalami rasa was-was untuk mengonsumsi makanan, khususnya makanan basah seperti mie, bakso, dan kemudian bertambah luas kekhawatiran itu, yakni takut mengonsumsi ikan segar dan ikan yang diasinkan. Padahal, ikan segar maupun yang diasinkan selama ini merupakan sumber protein yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin menguat maka ketakutan pun menebar di seantero nusantara. Penyebab dari semua kekhawatiran tersebut tidak lain karena jumlah makanan tersebut terdapat kandungan berbahaya (racun) yang berupa formalin.

Para ahli menegaskan bahwa formalin adalah sama sekali bukan bahan pengawet pada makanan dan justru racun yang berbahaya bagi yang mengonsumsinya, baik dalam jumlah sedikit apalagi banyak. Kasus ditemukannya formalin dalam beberapa produk makanan, tidak hanya menyadarkan masyarakat untuk lebih selektif dan mengonsumsi makanan. Namun, di sisi lain juga membuat kita meninjau kembali bagaimana seharusnya penggunaan pengawet dalam makanan dan produk olahan lainnya. Hal ini menimbulkan wacana terhadap alternatif bahan pengawet yang lebih aman bagi kesehatan tubuh manusia.

Saat ini budidaya udang telah berkembang dengan pesat sehingga udang dijadikan komoditas ekspor non migas yang dapat dihandalkan dan merupakan biota laut yang bernilai ekonomis tinggi. Udang pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi. Udang di Indonesia pada umumnya diekspor ke luar negeri setelah dibuang kepala, ekor, dan kulitnya.

Di pasar Gede Surakarta, setiap harinya dapat menghasilkan satu ton limbah udang. Limbah ini biasanya di jual Rp 5.000 tiap 50 kg yang nantinya akan dimanfaatkan untuk pakan bebek. Sebenarnya limbah ini dapat bernilai ekonomis tinggi jika dimanfaatkan menjadi senyawa chitosan. Chitosan dari limbah udang ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet alami. Chitosan adalah produk turunan dari polimer khitin, yakni produk samping (limbah) dari pengolahan industri perikanan, khususnya udang dan rajungan. Limbah kepala udang mencapai 35%-50% dari total berat udang. Kadar khitin dalam berat udang berkisar antara 60%-70% dan bila diproses menjadi chitosan menghasilkan 15%-20%. Kulit udang mengandung protein (25%-40%), khitin (15%-20%) dan kalsium karbonat (45%-50%) (Marganof, 2003). Kadar khitin dalam berat udang bekisar 60%-70%. Chitosan, mempunyai bentuk mirip dengan selulosa dan bedanya terletak pada gugus rantai C-2. Kemampuan dalam menekan pertumbuhan bakteri disebabkan chitosan memiliki poli kation bermuatan positif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang (Widodo, A and Muslihatin. 2005).

Chitosan yang ada di Indonesia adalah hasil ekspor dari India, Korea dan Jepang. Indonesia sebagai negara penyedia udang seharusnya mampu mengolah limbah udang yang dihasilkan menjadi chitosan karena murah dan pembuatannya relatif mudah. Oleh karena itu, hati kami tergerak untuk mengadakan pelatihan pembuatan chitosan di Kelurahan Pucangsawit, Surakarta. Masyarakat Pucangsawit mendukung sepenuhnya rencana ini karena selain memberi ilmu pengetahuan bagi masyarakat tetapi juga membantu mengatasi problem dampak pencemaran limbah udang khususnya bau dan estetika lingkungan karena selama ini sisa limbah udang banyak yang dibiarkan membusuk begitu saja. Limbah tersebut, jika tidak ditangani secara tepat akan meningkatkan biological oxygen demand dan chemical oxygen demand yang akan merugikan kesehatan manusia.

C. PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah masyarakat Kelurahan Pucangsawit telah mengetahui jenis-jenis pengawet makanan yang tidak aman untuk kesehatan?

2. Apakah masyarakat Kelurahan Pucangsawit telah mengetahui tentang bahaya penggunaan pengawet yang tidak aman bagi kesehatan?

3. Apakah masyarakat Kelurahan Pucangsawit telah mengetahui bahwa chitosan merupakan salah satu jenis pengawet makanan alami yang aman dikonsumsi?

4. Apakah masyarakat Kelurahan Pucangsawit telah mengetahui bahwa limbah udang dapat dimanfaatkan sebagai chitosan?

5. Apakah masyarakat Kelurahan Pucangsawit telah mengetahui cara mengolah limbah udang untuk dimanfaatkan menjadi chitosan?

D. TUJUAN KEGIATAN

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Kelurahan Pucangsawit tentang jenis-jenis pengawet makanan yang tidak aman untuk kesehatan.

2. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Kelurahan Pucangsawit tentang bahaya yang ditimbulkan oleh bahan pengawet tersebut bila dikonsumsi manusia.

3. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Kelurahan Pucangsawit bahwa chitosan merupakan salah satu jenis pengawet makanan alami yang aman dikonsumsi.

4. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Pucangsawit bahwa limbah udang dapat dimanfaatkan sebagai chitosan.

5. Memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada masyarakat Pucangsawit tentang cara mengolah limbah udang untuk dimanfaatkan sebagai chitosan.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat Kelurahan Pucangsawit tentang jenis-jenis pengawet makanan yang tidak aman bagi kesehatan serta bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan pengawet tersebut.

2. Adanya peningkatan pengetahuan masyarakat Kelurahan Pucangsawit tentang chitosan sebagai pengawet makanan alami yang aman bagi kesehatan.

3. Adanya pengetahuan masyarakat Kelurahan Pucangsawit bahwa limbah udang dapat digunakan sebagai alternatif pembuatan chitosan.

4. Chitosan yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi.

F. KEGUNAAN PROGRAM

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Kelurahan Pucangsawit tentang jenis-jenis pengawet makanan yang tidak aman bagi kesehatan serta bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan pengawet tersebut.

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Kelurahan Pucangsawit tentang chitosan sebagai pengawet makanan alami yang aman bagi kesehatan.

3. Memotivasi masyarakat Kelurahan Pucangsawit agar senantiasa memilih pengawet alami yang aman untuk kesehatan dalam memperlama daya simpan makanan.

4. Memotivasi masyarakat Kelurahan Pucangsawit agar dapat memproduksi chitosan sendiri yang dapat dijadikan wirausaha baru.

G. GAMBARAN MASYARAKAT SASARAN

Daerah Pucangsawit terletak di pinggiran kota Surakarta. Kelurahan Pucangsawit ini memiliki 15 RW dan 56 RT. Ada 13.677 jiwa yang tinggal disini. Setengah dari penduduknya masuk dalam usia produktif. Namun, masih banyak usia produktif yang tidak produktif. Ada 650 jiwa usia 20 tahun sampai 30 tahun yang masih berstatus pengangguran. Pendidikan di masyarakat ini masih tergolong rendah. Mayoritas masyarakatnya hanya lulus SD dan tidak tamat SD. Ironisnya masih ada 450 jiwa yang tidak sekolah. Hal ini berdampak pada pola hidup mereka. Secara ekonomi kehidupan mereka menengah ke bawah. Mata pencaharian mereka beragam. Mayoritas adalah buruh baik buruh dan pedagang, sebagian kecil yang lain sebagai pegusaha, pensiunan dan pegawai negeri sipil. Walaupun tingkat pendidikan mereka rendah namun antusias mereka untuk maju dan berkembang cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan keaktifan mereka mengikuti penyuluhan-penyuluhan, kegiatan PKK dan karang taruna yang di programkan oleh kelurahan. Namun, penyuluhan yang bertujuan menciptakan masyarakat produktif belum sepenuhnya tercapai di kelurahan ini, karena sampai saat ini masih banyak masyarakat yang menganggur. Diharapkan dengan adanya pelatihan pembuatan chitosan sebagai bahan pengawet alami ini dapat menggugah kreativitas masyarakat, terutama bagi mereka yang menganggur. Bahan baku chitosan relatif mudah didapatkan, di Pasar Gede Surakarta yang letaknya hanya 5 km dari Pucangsawit setiap harinya dapat menghasilkan satu ton limbah udang. Limbah ini tidak mendapat penanganan dengan baik, sebaliknya hanya memberikan dampak pencemaran bagi lingkungan khususnya bau dan estetika lingkungan karena dibiarkan membusuk.

Bahan pengawet saat ini sudah menjadi konsumsi sehari-hari. Kita tahu bahwa makanan yang diperjualbelikan saat ini jarang sekali yang tanpa bahan pengawet. Padahal banyak diantara masyarakat yang sudah sering menggunakan dan mengonsumsi bahan pengawet tanpa mengetahui bahan pengawet itu aman atau tidak. Masih banyak masyarakat yang acuh terhadap masalah ini, di Pasar Gede Surakarta misalnya, masih banyak ditemukan makanan yang seharusnya tidak layak jual. Daging ayam yang tidak terjual habis dalam satu hari kemudian disuntik dengan pengawet sehingga tampilan daging masih tetap segar, padahal masyarakat belum mengetahui dengan pasti apakah bahan pengawet yang digunakan aman dikonsumsi.

Oleh karena itu kami tergerak untuk mengadakan pelatihan pembuatan chitosan dari limbah udang sebagai bahan pengawet alami di Kelurahan Pucangsawit. Pelatihan ini dilaksanakan dengan mengumpulkan ibu-ibu PKK, remaja karang taruna dan pedagang makanan (tahu, tempe, mie, daging, dan ikan segar). Dengan adanya pelatihan ini diharapkan seluruh elemen masyarakat Pucangsawit menjadi lebih selektif memilih bahan pengawet dan menanamkan sifat produktif khususnya untuk mereka yang masih menganggur dengan berwirausaha membuat chitosan. Pemanfaatan chitosan dari limbah udang ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk hidup lebih sehat, sekaligus membantu mengatasi problem dampak pencemaran limbah udang, khususnya bau dan estetika lingkungan.

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM

1. Ceramah dan Penyuluhan

Metode ceramah digunakan untuk memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis pengawet makanan yang tidak aman untuk dikonsumsi dan bahaya yang ditimbulkan.

2. Tanya jawab

Selain ceramah dan penyuluhan juga diadakan sesi tanya jawab berkaitan dengan materi yang disampaikan.

3. Observasi langsung

Observasi langsung dilakukan dengan mendatangi langsung daerah tempat pengabdian untuk memperoleh data.

4. Work Shop

Work shop dilakukan dengan cara praktik langsung pembuatan chitosan dari limbah udang.

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama enam bulan terhitung sejak proposal ini disetujui adapaun rencana kegiatan adalah sebagai berikut:

No

KEGIATAN

B

U

L

A

N

I

II

III

IV

V

VI

1.

Tahap Persiapan

a. survei lapangan

b. pembuatan proposal

c. pengiriman proposal

2.

Sosialisasi program

3.

Tahap pelaksanaan

a. ceramah dan penyuluhan

b. work shop

4.

Pengiriman laporan

a. pembuatan laporan

b. pengiriman laporan

J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

Nama

:

ROSA DEWI PRATIWI

NIM

:

K 3306027

Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

Waktu Untuk Kegiatan PKMM

:

24 minggu

2. Anggota Pelaksana I

Nama

:

ARI EKA SURYANINGSIH

NIM

:

K 3306001

Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

Waktu Untuk Kegiatan PKMM

:

24 minggu

3. Anggota Pelaksana II

Nama

:

SISKA ELA KARTIKA

NIM

:

K 3306030

Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

Waktu Untuk Kegiatan PKMM

:

24 minggu

4. Anggota Pelaksana III

Nama

:

FAUZI ALHIDAYAT

NIM

:

K 3306006

Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

5.

Anggota Pelaksana IV

Nama

:

HERI WIDODO

NIM

:

X 3307022

Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

Waktu Untuk Kegiatan PKMM

:

24 minggu

K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING

1. Nama Lengkap dan Gelar

:

Budi Hastuti, S.Pd, M.Si.

2. Golongan Pangkat dan NIP

:

III/ b NIP. 132 317 801

3. Jabatan Fungsional

:

Asisten Ahli

4. Jabatan Struktural

:

5. Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

6. Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

7. Bidang Keahlian

:

Kimia Analitik

8. Waktu untuk kegiatan PKMM

:

24 minggu

L. BIAYA

Rencana Biaya Pelatihan Pembuatan Chitosan dari Limbah Udang

  1. Bahan Habis Pakai

No

Jenis Biaya

Kuantitas

Harga Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

1

Udang

50 kg

5000/ 50 kg

5.000

2

NaOH teknis

1 kg

350.000

350.000

3

HCl

250 ml

785.000/liter

196.000

4

Asam cuka perdagangan

1 botol

10.000

10.000

5

Aquades

20 liter

2.000/liter

40.000

6

Kertas Saring

1 rol

90.000

90.000

7

Lakmus merah

1 paket

23.000

23.000

8

Lakmus biru

1 paket

23.000

23.000

9

Tahu

1 plastik

3.000

3.000

10

Mie basah

1 plastik

3.000

3.000

11

Bakso

1 plastik

7.000

7.000

12

Tissue

1 pak

3.000

3.000

13

Sabun

1 bungkus

2.000

2.000

TOTAL

755.000

2. Peralatan Penunjang

No

URAIAN

Kuantitas

Harga Satuan (Rp)

Jumlah

(Rp)

1

Kompor listrik

1 Unit

600.000

600.000

2

Gelas beker 1000 ml

2 Buah

100.000/unit

200.000

3

Gelas beker 500 ml

2 Buah

75.000/unit

150.000

4

Gelas ukur 100 ml

1 Buah

50.000

50.000

5

Labu ukur 500 ml

1 Unit

200.000

200.000

6

Labu ukur 250 ml

1 Buah

150.000

150.000

7

Pengaduk

1 Buah

20.000

20.000

9

Termometer

1 Buah

40.000

40.000

10

Corong

2 Buah

3.000

6.000

11

Blender

1 Unit

250.000

250.000

12

Drop plate

1 Buah

25.000

25.000

13

Pipet

5 Buah

5.000/buah

25.000

14

Alat peniris

3 Buah

5.000/buah

15.000

15

Timbangan

1 Buah

200.000

200.000

16

Alat pengayak

3 buah

15.000/buah

45.000

17

Serbet

3 buah

3.000

9.000

18

Sarung tangan

5 pasang

10.000

50.000

19

Masker

5 buah

10.000

50.000

TOTAL

2.085.000

3. Transportasi

No

URAIAN

Kuantitas

Harga Satuan (Rp)

Jumlah

(Rp)

1

Survei Tempat Sasaran

5 orang/ 2 kali

10.000

100.000

2

Pelaksanaan

5 orang/3 kali

10.000

150.000

3

Biaya Sewa Angkot

1 angkot/2 kali

100.000

200.000

TOTAL

450.000

4. Lain-lain

No

Uraian

Kuantitas

Harga satuan

Jumlah

1

Pembuatan proposal

7 eksemplar

30.000

210.000

2

Pengadaan makalah

50 orang

2.000

100.000

3.

Snack peserta dan panitia saat penyuluhan

55 orang

3.000

165.000

4

Konsumsi peserta dan panitia saat pelaksanaan

55 orang/3 hari

5.000

825.000

4.

Sewa tempat

3 hari

100.000

300.000

5.

Dokumentasi

----------

165.000

165.000

6.

Penyusunan dan penggandaan laporan

7 eksemplar

30.000

210.000

7.

Sewa sound sistem

----------

---------

200.000

8.

Sewa komputer

2 bulan

150.000

300.000

9.

Sewa LCD + laptop

1 unit

125.000

125.000

10.

CD

2 keping

5.000

10.000

11.

Internet

20 jam

5.000/jam

100.000

TOTAL

2.710.000

TOTAL BIAYA

NO

URAIAN PENGELUARAN

JUMLAH

1.

BAHAN HABIS PAKAI

755.000

2.

PERALATAN PENUNJANG

2.085.000

3.

TRANSPORTASI

450.000

4.

LAIN-LAIN

2.710.000

TOTAL

6.000.000

M. LAMPIRAN

1. Daftar riwayat hidup dosen pendamping

2. Daftar riwayat hidup ketua dan anggota pelaksana

3. Gambaran teknologi yang akan digunakan

4. Surat pernyataan kesediaan bekerjasama dari Kelurahan

5. Denah lokasi mitra kerja

6. Daftar pustaka

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PENDAMPING

1. Nama Lengkap dan Gelar

:

Budi Hastuti, S.Pd, M.Si.

2. Tempat dan tanggal lahir

:

3. Golongan Pangkat dan NIP

:

III/ a NIP. 132 317 801

4. Jabatan Fungsional

:

Asisten Ahli

5. Jabatan Struktural

:

6. Fakultas/ Program Studi

:

FKIP/ P. Kimia

7. Perguruan Tinggi

:

Universitas Sebelas Maret

8. Bidang Keahlian

:

Kimia Analitik

9. Gelar akademik terakhir

:

1999

10. Alamat kantor

:

Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57162

:

Telp. 0271 646994 Psw 367/0271 648939

11. Email

:

12. Alamat rumah

:

Singopuran, RT 04/ RW 1, Kartosuro 57164

Telp. 08121504044

13. Riwayat Pendidikan

:

Jenjang

Asal Sekolah/Universitas

dan Kota

Prog/Jur/Fak

Bidang Khusus

Tahun Lulus

S-1

UNS (Universitas Sebelas Maret) Surakarta

P.MIPA FKIP

Pendidikan Kimia

2002

S-2

UGM (Universitas Gadjah Mada ) Yogyakarta

FMIPA

Kimia Analitik

2004













10. Kegiatan Penelitian :

No.

Judul

Tahun

1.

Studi Perbandingan Penggunaan Tes Obyektif beralasan dan Tes Maia untuk Mengungkap Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Kesetimbangan dalam Larutan dan Hubungannya dengan Intelegensi Siswa Kelas III IPA SMUN 4 Surakarta,

2002

2.

Studi Analisis Besi Berkonsentrasi Rendah sebagai Kompleks Tris(3,4,7,8-Tetrametil-1,10-Fenantrolin) Besi(II)Pikrat dengan Metode Ekstraksi Spektrofotometri

2004

11. Kegiatan dalam Seminar Ilmiah :

No.

Nama/Judul Seminar

Tahun

Kedudukan

1.

Seminar Nasional Kimia dan Industri dengan Tema “Rekayasa Kimia sebagai Pendukung Kemandirian Industri” di FMIPA UNS

2006

Pemakalah

2.

Seminar dan Lokakarya Penelitian Dosen Muda dan Studi Kajian Wanita UNS Surakarta

2006

Pemakalah

3.

Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian Dosen Muda, Studi Kajian Wanita, Hibah Bersaing, IPTEK dan VUCER UNS Surakarta

2007

Peserta

4.

Seminar Pendidikan Berperspektif Gender oleh P3G LPPM UNS

2007

Peserta

5.

Lokakarya Nasional Peningkatan Motivasi Penulisan Buku Teks dan Peluncuran Program Buku Teks 2007

2007

Peserta

6.

Semiloka Penelitian Pendidikan dan Peluang Kerjasama P.MIPA UNS

2007

Peserta

7.

Seminar Nasional Hasil Hibah Kemitraan LPTK dan Riset Unggulan FKIP UNS

2007

Peserta

Surakarta, 22 September 2008

Budi Hastuti, S.Pd., M.Si.

NIP 132 317 801

DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA PELAKSANA

a. KETUA PELAKSANA

Nama Lengkap : Rosa Dewi Pratiwi

Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 11 Juni 1988

Alamat rumah : Jl. K.H Maskur 2 No. 14 RT 01 RW XVI Gendingan, Jebres Surakarta

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

Pendidikan :

SD N 2 Karanganyar- Kebumen : lulus tahun 2000

SLTP N 1 Karanganyar-Kebumen : lulus tahun 2003

SMA N 1 Kebumen : lulus tahun 2006

Riwayat Organisasi

HMP KIMIA KOVALEN (Staff. PPA) 2007

HMP KIMIA KOVALEN (Kadept. Kreativitas) 2008

JN UKMI UNS ( Korwat. Humas ) 2008

b. ANGGOTA PELAKSANA I

Nama Lengkap : Ari Eka Suryaningsih

Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 1 Januari 1989

Alamat rumah : Jl. K.H Dewantara 57 Surakarta

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

Pendidikan :

SD N 01 Salamkanci : lulus tahun 2000

SMP N 1 Bandongan : lulus tahun 2003

SMA N 1Magelang : lulus tahun 2006

Riwayat Organisasi

Dewan Penggalang SMP 2005

HMP KIMIA KOVALEN (Staff. Kaderisasi) 2007

HMP KIMIA KOVALEN (Kadept. Akademik) 2008

c. ANGGOTA PELAKSANA II

Nama Lengkap : Siska Ela Kartika

Tempat, Tanggal Lahir : Ngawi, 14 Oktober 1987

Alamat rumah : Jl. Surya 3, Panggungrejo Jebres Surakarta

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

Pendidikan

SD N Ngawi Purba 1 : lulus tahun 2000

SMP N 2 Ngawi : lulus tahun 2003

SMA N 1 Ngawi : lulus tahun 2006

Riwayat Organisasi

BEM FKIP UNS (Staf . Dep. Dagri) 2007

HMP KIMIA KOVALEN( Staf.Pengmas) 2007

HMP KIMIA KOVALEN( Kadept. Pembinaan) 2008

JN UKMI UNS ( Staf. Media ) 2008

d. ANGGOTA PELAKSANA III

Nama Lengkap : Fauzi Alhidayat

Tempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 9 Desember 1987

Alamat rumah : Jl. Kartini No1 Ngoresan Surakarta

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

Pendidikan :

SD N Kutowinangun 02 : lulus tahun 2000

SMP N 1 Salatiga : lulus tahun 2003

SMA N 1 Salatiga : lulus tahun 2006

Riwayat Organisasi :

SKI FKIP UNS ( Staff. Dept Kaderisasi ) 2007

HMP KIMIA KOVALEN (Staff. PPA) 2007

HMP KIMIA KOVALEN (Kabid. Keilmiahan) 2008

e. ANGGOTA PELAKSANA IV

Nama Lengkap : Heri Widodo

Tempat, Tanggal Lahir : Ngawi, 11 April 1989

Alamat rumah : Jl. Surya No. 02 RT 02 RW 24 Panggungrejo, Jebres Surakarta

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

Pendidikan :

SD N Macanan 2 : lulus tahun 2001

SMP N 1 Jogorogo : lulus tahun 2004

SMA N 1 Jogorogo : lulus tahun 2007

Riwayat Organisasi :

HMP KIMIA ( Staff Pengabdian Masyarakat) 2008


PEMBUATAN CHITOSAN DARI LIMBAH UDANG SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI UNTUK MEMPERLAMA DAYA SIMPAN

PADA MAKANAN

Cara Kerja

a. Deproteinasi



Text Box: Limbah udang basah dikeringkan





b. Demineralisasi



Text Box: Hasil deproteinasi


Text Box: Didinginkan dan disaringText Box: Direndam dalam larutan HCl 1M perb 10: 1 untuk pelarut: hasil deproteinasi










c. Deasetilasi (Kitin menjadi Chitosan)



Text Box: kitin


Text Box: Didinginkan dan disaringText Box: Direndam dalam larutan NaOH 1M perb 20: 1 untuk pelarut: kitin (hasil tahap demineralisasi)


  1. Pengawetan makanan

Chitosan yang sudah jadi dilarutkan dalam asam cuka perdagangan 15%, diaduk selama 5 menit setelah itu makanan yang akan diawetkan dicelupkan ke dalam larutan selama 1 menit kemudian diangkat dan ditiriskan..

GAMBARAN TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN

limbah udang ditambahkan pelarut pengadukan pemanasan




CHITOSAN dikeringkan residu penyaringan


Pelarutan chitosan pengawetan tahu

Dalam asam cuka perdagangan

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2004. Tekonologi Proses Kitin Kitosan. (http://www.bppt.go.id). Dikunjungi 9 April 2008.

Hartati, dkk. 2002. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Deproteinasi dalam Pembuatan Kitin dari Cangkang rajungan (Portunus pelagicus). Biosan. Vol 2 (1).

Marganof. 2003. Potensi Limbah Udang Sebagai Penyerap Logam Berat

( Timbal, Kadmium dan Tembaga) di perairan. (http://rudyct.topcities.com/pps702_71034/marganof.htm).

Dikunjungi 10 Agustus 2008.

Marianna Laka. 2005. Preparation of Chitosan Power and Investigation of Its Properties.

Prasetyo, Kurnia. 2005. Pengolahan Limbah Cangkang Udang. Peneliti Balai Litbang Biomaterial- LIPI.

Rogis Alfin, dkk. 2005. Karakteristik dan uji Efikasi Bahan Senyawa Alami Chitosan terhadap Patogen Pasca Panen Antraknosa Colletotrichum musae. (http://www. Tunjung_pamekas.com). Dikunjungi 12 Agustus 2008

Widodo, A and Muslihatin. 2005. Chitosan dari Sisa Udang sebagai Koagulan Limbah Cair Industri Tekstil. Karya Tulis Ilmiah Institut Tekonologi Sepuluh November Surabaya.